Cari Blog Ini

Jumat, 13 Juni 2014

Cerita Dewasa: Kisah Seorang Istri Pelayaran (Part.2)




lanjutan...

Mbak Ida mulai menggeliat-geliatkan tubuhnya karena menahan kenikmatan yang tIdak tertahankan olehnya. Tangan Mbak Ida merengut bajuku hingga lepas dan kemudian membuka celana panjangku sehingga aku hanya memakai celana dalam saja.
Mr P ku yang sudah tegang nongol dari celana dalamku karena emang Mr P-ku kalau sedang tegang selalu nongol dari balik celana dalam karena celana dalamku nggak muat buat menampung besar dan panjangnya Mr P-ku.
Mbak Ida terbelalak melihat Mr P-ku yang nongol dari balik celana dalamku dan kemudian dia membuka celana dalamku sehingga rudal andalanku ngacung di depan mata Mbak Ida yang memandangnya dengan bengong.
“Wah.. kok besar banget Dik Dony, punya suami Mbak aja enggak sebesar ini dan jauh lebih kceil” kata Mbak Ida sambil mengelus Mr. P ku.
Kemudian lIdahku sudah bermain di payudara Mbak Ida dan Mbak Ida sudah menjerit-jerit keenakan dan tangannya mengocok-kocok rudalku. Kemudian aku mulai alihkan perhatianku ke Vagina Mbak Ida dan kujilati vagina Mbak Ida sehingga Mbak Ida seperti kejang-kejang menerima serangan lIdahku pada vaginanya.
Kumasukkan lIdahku ke liang vagina Mbak Ida yang sudah banjir kembali itu.

“Sudah donk sayang, jangan siksa Mbak.
"Cepat masukan punyamu sayang” kata Mbak Ida memohoin karena sudah nggak tahan menahan rangsangan yang kuberikan.
Tanpa perintah dua kali kemudian kuarahkan rudahku ke liang vagina Mbak Ida, ternyata nggak bisa masuk, lalu ku gesek-gesekan kepala rudalku buat penetrasi supaya rudalku bisa masuk ke liang kemaluan Mbak Ida. Setelah kurasakan cukup penetrasinya kemudian kumasukan rudalku ke liang senggamanya.
Kepala rudalku sudah masuk ke liang vaginanya ketika kucoba buat masukkan semuanya ternta nggak bisa masuk karena liang vagina Mbak Ida sangat sempit buat rudalku yang berukuran 17 cm dan berdiameter 4 cm. Lalu kukeluar masukan perlahan- lahan ke[ala rudalku dan kemudian kutekan agak paksa rudalku supaya masuk ke dalam liang vagina Mbak Ida. Kulihat wajah Mbak Ida meringis aku jadi nggak tega maka kuhentikan gerakan rudalku dan mulutku mulai beraksi lagi di seputar dada Mbak Ida sehingga Mbak Ida mendesah-desah keras.
Lalu kucoba memasukan rudalku dan ternyata bisa masuk ¾ bagian dan kemudian kugerakan keluar masuk dan itu ternyata mebuat Mbak Ida kelimpungan dan mulutnya menjerit-jerit nikamat dan kepalanya di geleng- gelengkan kekiri dan ke kanan sedangkan tangannya mencengkeram pinggiran kasur. Lalu ketekan rudalku lebih keras hingga amblas ke liang vagina Mbak Ida dan sampai menyentuh dinding rahim Mbak Ida.
Kemudian ku gerakan keluar masuk di liang vagina Mbak Ida, Mbak Ida berteriak-teaik keras ketika ku gerak-grwakkan rudalku dengan cepat dan tak lama kemudian kurasakan ada jepitan yang keras dari liang vagina Mbak Ida dan tubuh Mbak Ida mengejang dan terasalah semburan hangat pada kepala rudalku dari liang vagina Mbak Ida. Mbak Ida terkulai lemas setelah menikmati orgasmenya tersebut. Tanpa kucabut rudalku dari liang vagina Mbak Ida kemudian ku pelutk tubuh Mbak Ida yang montok dan kucium keningnya.




“Hebat kamu Dik, aku baru sekali ini menikmati kenikmatan yang luar biasa” kata Mbak Ida sambil memandangku dengan kagum, karena aku belom keluar keringat sedikitpun.
Setelah kurasakan Mbak Ida sudah agak pulih nafasnya kemudian ke genjot lagi rudalku dIdalam vagina Mbak Ida. Dan itu berlalu sampai ronde yang ke delapan dengan berbagai gaya yang kami lakukan.
“Kok belum keluar juga sayang, Mbak sudah lemas nih, tolong donk Mbak sudah enggak kuat neh” kata Mbak Ida memintaku buat mengakhiri permainanku. Tanpa menjawab ku genjot lagi rudalku ke liang vagina Mbak Ida, Mbak Ida hanya bisa menjerit-jerit keenakan saja sambil menggeleng- gelengkan kepala karena sdudah lemas tubuhnya sehingga gerakkannya terbatas.
“Mbak mau keluar lagi nih sayang” kata Mbak Ida.
“Barengan yuk Mbak. Dony juga sudah mau keluar nih. Keluarin dimana” tanyaku sambil menahan nafas karena sudah menahan seluruh cairanku mengalir menuju rudalku.
“Didalam saja” kata Mbak Ida sambil menggoyang-goyangkan pantatnya Kemudian ku genjot keluar masuk rudalku dengan cepat.



“Oughh.. lebih cepat sayang. Mbak sudah mau keluar nih” kata Mbak Ida sambil tubuhnya tegang siap-siap merasakan orgasme yang ke sembilannya.
Kemudian kurasakan liang vaginanya menyempit dan menjepit rudalku sehingga tak tertahankan lagi membanjir keluar seluruh cairan dari dalam tubuhku ke dalam liang vagina Mbak Ida.
“Ouaghh..” jerit Mbak Ida keras, sambil kurasakan ada semprotan hangat di kepala rudalku dari liang vagina Mbak Ida sehingga liang Mbak Ida banjir dengan air mani kami berdua.

Setelah agak lama kemudian kucabut rudalku dari liang vagina Mbak Ida. Lalu kepeluk tubuh Mbak Ida dan kucium jIdatnya dan kemudian aku berbaring disisi Mbak Ida untuk mengatur nafasku yang tak beraturan. Setelah mandi bareng (satu ronde lagi di kamar mandi) kemudian kami berpakain dan menuju ke ruang tamu.


 “Kamu panggil aja Mbak dengan nama Mbak lagian umur kita kan enggak beda jauh” kata Mbak Ida sambil mencium pipiku.
“Iya Mbak. Aku sudah 25 tahun nih” kataku.
“Kamu besok-besok masih mau kan main ama aku” kata Mbak Ida memulai biar lebih akrab.
“Tentu saja sayang. Siapa sih yang enggak mau ama tubuh sexy dan wajah yang manis seperti ini.Emang Ida nggak takut ketauan”  kataku.
“Enggak donk. Orang disni sepi banget lagian anakku tidur di kamarnya sendiri jadi ada apa-apa di kamarku kan enggak bakal ketauan” kata Ida sambil mengedipkan mata.
“Oke deh. Kalau begitu aku pulang ke kostku dulu yaa” kataku sambil berdiri.
“Bentar. Kuantar kamu pulang” kata Mbak Ida sambil pergi mengambil kuci mobilnya.

Begitulah sampai sekarang aku hampir tiap malam kerumah Mbak Ida buat memuaskan nafsu Mbak Ida yang lama nggak tersalurkan. Akupun sampai- sampai hampir nggak sempat mengunjungi pacarku.


*E N D*

1 komentar: